Thursday, July 28, 2011


Terkenang...


Inilah wajah-wajah itu...
wajah-wajah yang mengiringi hari-hariku selama dua bulan di Kapuas Hulu. Ya. Dua bulan tidak bisa dibilang sebentar untuk menjadikan kami seperti sebuah keluarga, meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda, dan tentu dengan karakter yang berbeda-beda pula...

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan Yani yang galak seperti salah satu tokoh dalam serial kartun Malaysia berjudul "Upin dan Ipin" yang biasa disapa Kak Ros itu (hehe, jangan marah ya Yan :D peace)
Yani yang dengan santainya berteriak saat teman-teman mulai malas-malasan di pagi hari.. Yani yang dengan suara kerasnya membangunkan anak-anak saat usahaku untuk membangunkan mereka diabaikan... Oh Yani... temanku yang bersuara keras namun berhati lembut...

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan gokilnya si Udin...
Udin yang selalu membuat guyonan-guyonan menyegarkan di saat energi kami tinggal sisa-sisa menjelang tidur di malam hari... Udin, yang masih seperti bocah di usianya yang sudah tidak bisa dibilang remaja. Memang, karena usianya tak sedewasa orangnya. Udin yang disukai banyak orang, terutama para remaja putri di sana. Bahkan, bocah perempuan yang masih ingusan saja suka padanya. Itu karena gokilnya. begitulah Udin, udin sedunia, hehe. Menamakan dirinya "Udin yang suka menyapa" karena nama panjangnya "Khairudin". he.. "Udin, Udin... namamu norak tapi terkenal" (kutipan lirik lagu Udin sedunia). jangan marah ya Din... :D

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan ramahnya Adonk...
Adonk yang bisa dekat dengan semua orang. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan lanjut usia...
Adonk adalah leader kelompok kami pada saat itu. Organisatoris, itulah dia. Saat membersamai kami, dia masih menjalani masa jabatan sebagai wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) di kampus hijau kami yang tercinta: STAIN Pontianak, satu-satunya perguruan tinggi negeri di kota Khatulistiwa...
Karena kepiawaiannya itulah, maka kami mempercayakan amanah sebagai leader kelompok di pundaknya, tapi sayang... dia mendapat berita duka dua minggu sebelum kami menyelesaikan tanggung jawab kami selama dua bulan di Kapuas Hulu itu... ayahnya terserang stroke dan dia harus segera kembali... jadilah di saat-saat terakhir keberadaan kami di Kapuas Hulu terlewati tanpa kehadirannya...
Walaupun ada yang mengatakan bahwa kelompok kami seperti kehilangan induk, tapi bagi kami tidak masalah... Kami tetap melanjutkan tanggung jawab kami dengan penuh semangat dan suka cita...

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan sifat manjanya si Zhifa...
Temanku yang satu ini memang berusia lebih muda dari kami. Tak ayal, dia sedikit manja. He. Maksudku lebih tepatnya mungkin selalu butuh bimbingan. Wa bil khusus soal masak-memasak :)
Karenanya, kami sengaja tidak membuat daftar piket harian. Pekerjaan rumah kami lakukan bersama-sama dengan kesadaran sendiri. Jadi dalam hal masak-memasak, Zhifa pasti dapat bagian mengupas-ngupas bahan masakan saja dan membersihkan peralatan-peralatan dapur yang terpakai setelah masak. Zhifa, yang paling kuanggap mengerti akan hal-hal dalam diriku yang terkadang banyak orang menganggap itu sesuatu yang "aneh" dibanding yang lainnya... saat aku mengatakan bahwa aku tak biasa boncengan dengan pria, saat aku mengatakan bahwa aku tak ingin mandi di sungai bersama yang lainnya kecuali berpakaian lengkap dengan jilbab dan kaos kakiku. Semua itu bisa dipahami Zhifa, dengan sangat baik... dan selalu mengingatkanku jika aku mulai agak lalai. Terimakasih ya Alloh... atas penjagaan-Mu dengan cara seperti ini...

Ah, aku jadi terkenang...
Terkenang dengan kelembutan dan sifat pengertiannya si Dadang...
Dadang, temanku satu-satunya di antara kami yang sudah menggenapkan setengah agamanya...
Exactly! tepat sekali sodara-sodara. Dadang memang sudah menikah. dia memberanikan diri untuk membuat keputusan besar dan penting itu sekitar dua bulan sebelum keberangkatan kami ke Kapuas Hulu. Benar. dia harus berpisah dengan isteri tercinta selama dua bulan lamanya...
Aku kagum dengan keberaniannya. Sungguh kagum. (jangan sampai salah pengertian ya :D) Aku kagum karena dia adalah sepersekian persen dari jumlah generasi kaum Adam yang berani menikah di saat kuliah. Tampaknya Dadang sangat faham dan yakin akan janji Alloh swt dalam QS An-Nuur ayat 32:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Alloh akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."
Dia tak takut akan miskin bersama isteri dan calon anaknya, meskipun saat ini dia hanya seorang honorer di sebuah sekolah. Semoga Alloh memberikan berkah padanya, pada isteri dan juga calon anak-anaknya kelak, amin yaa Rabb...

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan rendah hatinya kak Nuri...
Ya, perhatikan kata yang kumunculkan sebelum namanya: "kak".
Memang kami memanggilnya begitu karena meskipun satu angkatan, tapi kak Nuri jauh lebih tua dibanding kami semua. Itu karena kak Nuri memilih untuk bekerja terlebih dahulu sebelum dia melanjutkan pendidikannya di kampus kami pada tahun 2007 yang lalu...
Kak Nuri, yang juga jujur dan bersikap apa adanya...
Jika ada sesuatu tak pernah bicara di belakang tapi langsung blak-blakan. Hebat! menurutku begitu. "Jujur itu hebat!" bukankah begitu? hehe..
Terimakasih ya kak, atas semua itu... padamu aku belajar...

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan romantisnya Amir...
Amir yang langganan memutar lagu dangdut dan india kesayangannya. Tak peduli pagi, siang, sore, bahkan tengah malam... *Fyuh, kadang repot juga* hehe.. (jangan marah ya Mir...)
Mungkin karena pengaruh itu si Amir jadi paling romantis di antara para pria di kelompok kami. Bahkan si Dadang yang sudah menikah saja kalah romantisnya dibanding dia. Ya iyalah...karena Dadang baru akan romantis kalau bersama dengan isterinya saja :D
Amir, yang juga paling bersemangat untuk menambah berat badannya...
Itu bagus. karena Amir jadi pria paling tidak cerewet soal menu yang kami sajikan. Apapun tema menunya, Amir tetap berselera...
Walhasil... sepulang dari sana, perubahan itu terlihat pada dirinya. Tapi sayang, lemaknya hanya numpuk di pipi :D (bisa dibayangkan kan? hehe..)
Peace ya Amir ^_^v

Ah, aku jadi terkenang...

Terkenang dengan kepekaannya teh Imas...
Coba perhatikan lagi kata yang kumunculkan sebelum menyebutkan namanya itu. Yupz: "teh". Kenapa? karena dia seorang gadis berdarah sunda yang transmigrasi ke Kalbar sejak kelas empat SD... tepatnya di daerah Kabupaten Ketapang.
Kepekaannya itu baru kutemukan di minggu-minggu terakhir keberadaan kami di sana...
entahlah...memang aku yang kurang memperhatikannya selama ini...
ternyata teteh juga sangat mudah tersentuh hatinya... dan sampai saat ini pun selalu merindukan kebersamaan kami bersama para "keluarga ketemu gede" di sana, hehe...

Ah, aku selalu terkenang...

Terkenang pada mereka, sahabat-sahabatku di kelompok 8 KKL PAR STAIN Pontianak 2011...
Pada kalian kupersembahkan do'a ini, semoga kalian juga takkan lupa, sebagaimana aku yang tak pernah lupa pada kalian dengan cara mengabadikannya di sini...

"Ya Alloh...
sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya ya Alloh... kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu, matikanlah dalam syahid di jalan-Mu, Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.. Amin..."

semua adalah rekayasa Alloh...
bertemu kalian... tinggal bersama selama dua bulan lamanya... dan akhirnya berpisah jarak karena kita dituntut untuk menunaikan kewajiban-kewajiban lainnya...
namun sahabat-sahabatku... semoga pertemuan kita bukan pertemuan yang sia-sia... terutama dalam pandangan-Nya... kuharap pertemuan itu dapat mengantarkan kita pada kemuliaan di sisi-Nya, karena kita sudah mencoba untuk mengaplikasikan surat cinta-Nya yang bernama Surah Al Hujurat di ayat yang ke- 13, untuk saling mengenal...

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maha Benar Alloh, dengan segala firman-Nya...



\(^__^)/
0