Friday, July 20, 2012


.: Mutasi :.

Mutilasi?
#eh :D

Sudah lama rasanya aku nggak cerita mengenai profesi. He. Maklum, faktor malasnya sibuknya ituh yang menjadi kendala. Beberapa bulan terakhir aku sempat vakum dari dunia per-blog-an. *apaan sih :p*
Baru kemudian di bulan Juli dua ribu dua belas ini mood aku buat nge-blog muncul lagi. Terlebih karena rumahku ini telah mengalami sebuah revolusi besar. :D
*ok. ini lebay*

Baiklah, kita harus kembali ke topik.
Mutasi. Sebenarnya titel alias judul itu kurang cocok buat mendeskripsikan apa yang terjadi dalam episode kehidupan pekerjaanku. Yaaah, secara. Istilah mutasi itu biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah bekerja di suatu perusahaan atau instansi tertentu, lalu kemudian yang bersangkutan dipindahtugaskan ke tempat lain, yang jenis pekerjaannya juga masih dalam ruang lingkup perusahaan atau instansi tersebut. Bukankah begitu, Sobat Kreatif? :))
Nhaaa, berbeda halnya dengan kasusku inih. Awalnya aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang properti development #simak di mari* sebagai tenaga administrasi dan keuangan. Belum setahun. Hanya delapan bulan, tepatnya di bulan Mei 2012 aku pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Alasannya? Kurasa bukan di sini tempat yang tepat untuk membahasnya. Lain waktu aku ceritakan. Tapi nggak janji juga. *loh* :p
Ok. Aku kasih sedikit bocoran deh. Ini salah satu alasannya. Salah satu loh yaaa. Catet tuh: SALAH SATU.

Selama bulan Mei ditambah dua pekan di awal Juni 2012, aku menjadi pengangguran kelas berat! Ngenes? Kuakui. Bukan maksud untuk menyombongkan diri loh ya, *a'udzubillahimindzaalik* tapi menjadi pengangguran sungguh hal yang tak pernah terjadi dalam hidupku semenjak lulus SMP (dulu jamanku namanya SLTP). Secara, aku yang sudah berpisah dengan orang tua sejak masuk SMA (tapi aku sekolahnya di SMK, he) memang sudah terbiasa pula untuk belajar hidup mandiri dengan penghasilan sendiri. Begitupun masa-masa yang kulalui selama di bangku kuliah. Sekolah dan kuliah sambil bekerja, sudah sangat akrab membersamai episode kehidupanku, Sobat Kreatif...
Jadi, untuk menerima kenyataan bahwa saat itu aku adalah seorang pengangguran tingkat dewa ibaratnya engkau terpaksa menelan sebuah pil pahit demi kesembuhan. Seberapapun pahitnya, tetap harus engkau telan. Sungguh, saat itu aku tak punya pilihan. Dan yang menyedihkan adalah bukan karena aku meninggalkan pekerjaan lamaku tanpa solusi adanya pekerjaan lain. Sama sekali tidak. Aku bahkan sudah diterima di sebuah lembaga swasta yang bergerak di bidang jasa pendidikan. Mudahnya, lembaga itu disebut Bimbel. Lebih terdengar familiar, bukan? He. Aku ditempatkan di bagian Akademik, Front Office (FO) sekaligus Keuangan. *sumpah, berat!* Merangkap tiga jabatan sekaligus menurutku bukan pekerjaan yang bisa dibilang sederhana. Beratnya bukan tentang jenis tugas yang akan dilakukan, melainkan kelelahan yang sudah kubayangkan akan menggerogoti energi tubuhku sebanyak sepuluh jam dalam sehari. Begitulah yang tertulis dalam kontrak kerja bermaterai yang telah dengan sadar aku tandatangani di awal bulan Mei 2012 tersebut. Jadi sebenarnya, sejak mengundurkan diri dari pekerjaan lama, aku telah resmi diterima bekerja sebagai karyawan di lembaga itu. Tapi yang menggenaskan hingga aku menyandang gelar pengangguran adalah karena selama satu setengah bulan sejak penandatangan kontrak kerja tersebut aku masih belum tahu kapan persisnya aku bisa mulai bekerja. Padahal dalam kontrak sudah jelas tanggalnya. Namun gagal total dalam aplikasinya. Aneh bukan? Memang.
Selain menunggu sampai tiba saatnya aku dipanggil untuk mulai bekerja, tak ada yang bisa kulakukan selain memproduksi kesabaran sebanyak-banyaknya. Mencoba berpikir positif, mengambil hikmah dari penantian tersebut dan berharap akan kudapatkan janji manis dari Allah dengan berprasangka baik pada-Nya. Yaaah, bukankah setiap kejadian sudah diatur sedemikian rupa oleh-Nya? dan bukankah tak ada jenis skenario yang lebih baik melainkan skenario-Nya? Sungguh, betapa saat itu aku merasa harus lebih merapat pada-Nya. Tak ada penopang selain-Nya.

Dan lagi-lagi...Allah sangat sayang padaku. Dan Dia memberiku "sedikit" kejutan yang berhasil membuatku benar-benar terkejut. Surprise......!!! *terdengar bunyi trompet dari kejauhan* :))
Tanggal 17 Juni 2012, maghrib (saat itu aku baru pulang dari sebuah agenda di luar rumah), aku mendapat panggilan telpon dari atasan untuk bersiap-siap karena jam 10 malam kami akan berangkat ke Sintang (sebuah kota kecil yang jauh dari ibukota provinsi), dan tentu saja aku akan ditempatkan bekerja di sana. Mengejutkan, kami bukan berangkat jam 10 malam, melainkan jam 1 dini hari !
Kami akhirnya tiba di tempat tujuan sekitar jam 2 siang hari berikutnya. *hitung aja sendiri seberapa jauh kira-kira perjalanan yang kami tempuh* :D

Whatever, Sobat Kreatif... sing penting, sejak hari kami tiba di tempat tujuan, itulah hari pertama aku terhitung mulai bekerja. Yeeeyyy, akhirnyaaaaa aku melepas gelar pengangguran ituuuuuh *lari keliling lapangan sepakbola* #eh :D

Jujur aja, ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di tanah Sintang. Kesan pertamaku untuk kota kecil ini yaaa, mayan... :))
Oh iya, ada kejadian yang cukup membuatku dilematis saat pertama-tama berada di Sintang ini. Akan kuceritakan di pojok lain, insyaAllah :))
Bagaimana pun juga, aku lebih kerasan di tempat sebelumnya, kota Pontianak. He.
Aku hanya berusaha untuk mencintai pekerjaanku saat ini. Seberapapun tidak menyenangkannya, aku harus menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Karena apapun yang kita kerjakan dengan ikhlash dan diniatkan untuk beribadah kepada Allah, niscaya itu dapat menjadi ibadah dan mendapat ganjaran pahala bagi pelakunya. Setidaknya begitulah yang pernah kutahu dari hasil mengikuti kajian keislaman di kampus dulu :))
Mari berdoa bersama agar aku betah dan ikhlas menjalani semua ini. Aamiin...... *yang kenceng dan kompak ya, awas kalo nggak*  <---maksa banged :p


Ada air-cond Di kamarku malam ini
*selimutan*
-Chi-
0