Thursday, November 10, 2011


Allah, Aku Makin Cinta...

Bismillah...

Idul Adha 1432 H.
Ini merupakan tahun pertamaku menyambut hari raya qurban di rumah kontrakan. Tidak ada yang spesial, selain kami serasa "dihujani" berkilo-kilo daging. (kami: aku dan teman2 sekontrak yang sepakat memilih untuk berhari raya di "baituna jannatuna", hehe bener gak ya gitu bahasa Arabnya ^^ ).
Ya. pasalnya, aku dan tiga teman lainnya turun tangan untuk membantu para abi dan ummi yang menjadi panitia qurban di Dewan Pimpinan Wilayah (DPC) *partai keluarga sakinah* daerahku tinggal saat ini.
Aku yang saat ini sudah bekerja, merasa enggan untuk mudik. Bukan karena tidak diberikan izin oleh atasanku. Sama sekali bukan. Atasanku luar biasa baiknya, bahkan beliau mengizinkanku mudik berapa hari pun yang aku butuhkan. Masalahnya bukan di sana, tapi karena selain bekerja di tempat beliau, aku juga punya tanggung jawab lain yaitu mengajar les anak-anak SD yang tempatnya tidak jauh dari rumah kontrakan kami.

Hari kedua idul adha, aku diberikan tugas kantor untuk melakukan survey lokasi perumahan ke luar kota yang  jaraknya beratus-ratus kilometer dari tempat tinggalku. Aku senang. Tentu saja, karena aku sangat menikmati pekerjaan ini. Dan aku juga berharap bisa silaturrahim dengan teman kantorku Nita, yang selama ini hanya berkomunikasi denganku via phone dan dunia maya. (Nita adalah karyawan di tempat kerja yang sama sepertiku, hanya saja kami mengurusi wilayah yang berbeda.  Aku di Pontianak, dan Nita di kantor cabang Singkawang). Selain itu, aku juga berencana untuk bertemu dengan adik lelakiku yang saat ini sedang studi juga di sana.

Inilah perjalanan luar biasa yang pernah kurasakan!

Bukan karena perjalananku itu ditaburi bunga-bunga. Bukan.
Itu karena perjalanan ini membuatku semakin menyadari betapa aku membutuhkan Dia.
Betapa setiap detak jantungku, gerak-gerikku, semua tak lepas dari pengawasan dan terlebih pertolongan-Nya. Rabb... Allahu Rabbi...

Pertama, saat kami di razia. (Aku membawa temanku Ida, bersamaku)
Perjalanan masih panjang.
Malangnya, kami tak membawa surat-menyurat kendaraan. Astaghfirullah...
Aku baru teringat saat kendaraan kami hanya tinggal beberapa puluh meter lagi jaraknya dari kantor polisi.
Dengan wajah tak berdosa aku pasrah menggiring kendaraan roda dua itu. Tentu dengan senyuman indah yang dipaksakan. Hanya aku dan Allah-lah yang tahu itu. hehe
Temanku Ida membisikkan sesuatu di telingaku, namun tak satu pun yang jelas mendarat di kupingku.
Konsentrasiku sepenuhnya pada do'a dan wiridku, memohon belas kasih-NYA.
Sesekali kutatap wajah para polisi yang bertugas pada hari itu. Entah mengapa wajah mereka saat itu mendadak menyeramkan daripada serigala. (wah.... yang ini agak berlebihan kalli yak? ^^v piss pak pol ).
Jarum jam serasa sangat lamban geraknya. Kapan ini akan berakhir??? Aku menanti-nanti apa yang akan terjadi. Bayangan amarahnya pak polisi sudah jelas di depan mata. Aku bertawakkal.
Dan..... subhanallah! Amazing banged saudara-saudara... kami dibebaskan dari "kandang serigala" itu..... horeee..... yippiy........!!!
Pak polisi dengan ramahnya mempersilahkan kami untuk melanjutkan perjalanan...
Aku pun tersenyum sumringah... menyapa pak polisi itu, mengucapkan terima kasih, menghadiahkannya senyum termanis yang kumiliki, dan..... segera kabur dari sana. Wew! Serem juga kalau berlama-lama.
Alhamdulillah....
Semua karena pertolongan-NYA...
Aku pun tersenyum bahagia...
Haru...
Cinta...
Pada-NYA...
Dan perjalanan pun dilanjutkan...

Next trip...
Kami diuji dengan sedikit musibah.
Kecelakaan...
Salahku, karena tidak konsentrasi penuh mengendarai roda dua itu. Kuakui itu. Ada yang kupikirkan. Seseorang. Dia, yang mengundangku untuk makan siang hari itu, tapi tak kupenuhi undangannya karena tugas kantor yang menurutku jauh lebih penting. Astaghfirullah...
Mungkin juga salahnya, orang yang bertabrakan dengan kami, karena tidak menyalakan lampu isyarat saat hendak berniat berbelok.
Sekali lagi, DIA menyelamatkan kami...
Kecelakaan itu tidak membuat kami kehilangan diri.. tidak pula kehilangan tangan dan kaki...
Aku memang sering jatuh dari kendaraan. (suka kebut-kebutan di jalan, hehe). Tapi yang ini, adalah kecelakaan terdahsyat yang pernah terjadi dalam hidupku.
Tapi lihatlah... DIA menyelamatkan kami... T_T
Rabbi... betapa aku mencintai-MU...
Sayang-MU padaku wahai Allah...

Seluruh tubuhku terasa luluh keesokan harinya.
Rasa sakitnya ternyata luar biasa...
Sampai akhirnya kuputuskan untuk memaksakan diri kembali ke kota Pontianak.
Dengan sisa energi yang kumiliki...
Dan aku diberikan nikmat sakit ini...
Agar bisa beristirahat sejenak.
Dari rutinitasku sehari-hari...

#pontianak, hari kesekian aku bed-rest karena tabrakan itu
MC.
0