Tuesday, January 21, 2014


Ketika "Godaan" Itu Datang

Aku masih konsisten memberikan ASI pada Zifen. Alhamdulillah ASI lancar jaya, yang penting aku makan yang banyak :D

Jadi begini pemirsah...
Zifen itu kalau mau tidur sepertinya tidak sah kalau tidak menangis menjerit-jerit. Aku ibunya, tentu paham betul jenis tangisan anakku. Bagaimana tangis laparnya, bagaimana tangis manjanya dan tangisan lainnya termasuk saat dia sangat risih. Katakanlah kepanasan (di tempatku tinggal suhu udara tingginya luar biasa). Zifen paling tidak tahan panas. Mau dikasi kipas angin aku gak tega, takut masuk angin. Digendong salah, dikasi ASI salah, diayunkan salah, dikeloni salah. Sampai akhirnya dia kecapean dan tidur dengan sendirinya.

 Hal itu ternyata membuat tetanggaku bertanya-tanya (tentu saja :D)
Ada yang mengira Zifen kudzolimi (misalnya dicubit, katanya). Ah~ ada-ada saja. Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak berlaku kasar pada anakku. Mencubit? Apalagi dia masih bayi? Oh tidak ~
Yang paling aku tidak senang ada yang bilang anakku lapar! Katanya mungkin ASI-ku tidak cukup, jadi harus dikasi tambahan sufor. Oh NO~
Dia gak tau kalau aku ini salah satu ibu pejuang ASI. Tak akan kuberikan apapun pada Zifen selain ASI sampai usianya 6 bulan nanti.
Parahnya lagi, saat aku bilang ASI-ku melimpah sampai merembes ke baju, katanya itu ASI sudah kelamaan jadi udah basi.. What?! ASI bisa basi? Teori darimana coba? Aneh -_____-"

Baiklah tetangga...
Terimakasih atas sarannya...
Tapi maaf... hanya ASI sampai usia Zifen 6 bulan ^_^
0

Aqiqah :)

Awalnya mau melaksanakan sunnah Rasul (aqiqah) untuk Zifen saat usianya tujuh hari. Tapi berhubung kurang persiapan, jadinya aqiqah dilaksanakan pada hari ke-14. InsyaAllah masih dalam hari-hari yang dianjurkan *hasil baca buku :p

Aqiqah? Tentu mengundang banyak orang. Sementara kontrakan kami hanya rumah petak type 36 ^_^
Untuk mengatasinya, kami membagi jumlah tamu undangan menjadi dua shif. Satu pagi hari dan yang lainnya di siang sampai sore hari. Alhamdulillah lancar sebagaimana yang kami rencanakan...
Sibuk? Tidak juga :D *loh?
Iya, karena kami memesan makanan jadi alias catering.  Bukan karena kami banyak uang, sama sekali tidak. Itu karena tak satupun dari kami yang bisa masak daging kambing :D
(kudengar kalau tidak pandai memasaknya, bau kambingnya akan sangat menyengat). Jadinya kami membeli kambing sekalian minta dimasakin sama orangnya. Sate dan gulai. Enak :)

Maka resmilah nama anakku, Zifen Syafika Arifin ^_^
Arti namanya sudah pernah kubahas di tulisan sebelumnya (ayo geledah, ahihhi)


*bobok dianyah :D

Jadi ceritanyah, selama proses aqiqah tu, bahkan sampai pengguntingan rambutnya, Zifen tetap nyenyak boboknya. Gak ngaruh sama suara berisik orang ramai di rumah :D
0

Cara Membuat Cake Lapis Singkong

Dulu waktu masih kuliah aku pernah beberapa kali membuat kue ini. Ibu dari teman akrabku yang mengajarkannya. Sudah hitungan tahun berlalu sejak saat itu. Aku jadi ingin membuatnya lagi :)
Berhubung di rumah ada singkong nganggur, jadinya aku manfaatkan sajah :D

Bahan2:
* Telur 3 butir
* Gula pasir 200 gr
* Singkong 500 gr (dikupas, cuci, dan diparut halus)
* Minyak goreng 150 ml
* Vanilli 1 sdt
* Pewarna makanan (hijau dan kuning)

Cara Membuatnya:
* Kocok telur dan gula pasir sampai mengembang sempurna.
* Masukkan singkong yang sudah diparut.
* Tambahkan minyak goreng dan vanilli, aduk rata.
* Bagi adonan menjadi dua bagian, lalu beri pewarna makanan dengan warna hijau dan kuning.
* Tuang adonan berwarna hijau ke dalam cetakan yang sudah diolesi margarin.
* Kukus sekitar 20 menit. Angkat.
* Tambahkan adonan kedua (warna kuning) di atasnya lalu kukus kembali 20 menit.
* Keluarkan cake dari cetakan setelah didinginkan.


*ini buatanku tadi sore, kata suamiku sih enak :D

Baiklah, selamat mencobaaa \^^/
0

ASI

Ketika belum melahirkan, aku sudah berencana untuk memberikan anakku ASI Eksklusif (selanjutnya kita sebut ASI-X saja ya). Ternyata semua itu tidak semudah yang kukira sebelumnya. Hal itu kusadari sejak menit-menit awal pasca melahirkan. Aku sudah sering mendengar istilah IMD atau Inisiasi Menyusui Dini yang tujuannya untuk lebih mendekatkan hubungan batin antara ibu dan anaknya. Aku sangat ingin melakukannya sesaat setelah melahirkan. Sejak jauh hari sudah kubayangkan betapa indah dan membahagiakannya moment itu. Moment ketika anakku perlahan merayap di dadaku untuk mencari sumber makanannya, air susu ibunya. Dalam keadaan tubuh yang masih sangat lemah pasca melahirkan, IMD akan sangat membantu untuk membuat aku rileks dan bugar kembali. Setidaknya secara psikologis. Akan tetapi, hatiku sangat hancur ketika kuketahui bahwa bidan yang membantu kelahiran anakku itu tidak mendukung untuk aku melakukan IMD. Salahku karena mengira semua akan berjalan mulus sebagaimana mestinya. Aku lupa bahwa ada orang-orang di dunia kesehatan yang justru tidak mendukung program ASI-X. Karena mereka bekerjasama dengan agen susu formula. Betapa jahatnya mereka. Baik, program IMD-ku gagal. Tapi aku tak akan menyerah. "Anakku harus ASI-X", tekadku dalam hati.

Hari semakin larut dan anakku menangis. Mereka panik. Ibu dan bapak mertuaku, suamiku, bahkan adik iparku yang bidan setuju akan memberikan anakku susu formula (sufor). Alasannya karena air susuku belum keluar. Itu memang benar. Tapi bayiku menangis belum tentu karena lapar. Bukankah bayi yang baru lahir masih tahan tidak diberi makan atau minuman apapun sampai dengan 72 jam? Ini hasil membaca, meskipun akhirnya semua yang kupelajari tak ada gunanya saat aku tak mampu "melawan" keinginan orangtua yang menurut mereka baik untuk cucunya. Ya Allah... aku menangis dalam kesendirianku. Untuk kedua kalinya aku gagal. Tapi sekali lagi, aku tak akan menyerah.

Hari ke-dua, ke-tiga, dan ke-empat terus berlanjut, dan air susuku belum juga keluar. Aku memohon pada-Nya, bersabar, dan terus berusaha. Aku makan semua jenis makanan yang katanya dapat memperlancar ASI. Banyak saran yang masuk. Daun katuk sudah menjadi sayuran wajib dalam setiap jam makanku. Aku makan kacang tanah yang disangrai satu toples dalam sehari sampai akhirnya aku *maaf* mencret-mencret. Jantung pisang pun tak luput dari menu harianku. Minum jamu pelancar ASI. Minum habbatussauda. Semua upaya kulakukan. Satu hal yang tak bisa kulakukan. Menyusui anakku untuk merangsang ASI keluar. Bukan tak mau, tapi TIDAK BISA! Karena sering dihalang-halangi oleh ibuku, tepatnya ibu mertuaku. Setiap aku akan menyusui anakku, beliau selalu dengan cepat mengambilnya dariku dan "menyumpalnya" dengan botol susu. Sebagai ibu bagi anakku tentu saja aku terluka. Lagi-lagi aku menangis. Tak ada yang tau. Kalaupun sampai ketahuan aku menangis, aku tak mengatakan alasan yang sebenarnya. Aku tak tega jika harus berterus terang, ibu mertuaku sangat baik padaku. Beliau bahkan sudah menungguiku di rumah jauh hari sebelum melahirkan. Beliau ada di sisiku bahkan saat aku di ruang bersalin. Beliau jugalah yang membantuku di rumah untuk menyelesaikan pekerjaan domestik selama aku masih sakit pasca melahirkan. Tegakah aku? Tidak. Aku banyak berpikir sebelum berucap dan berbuat saat itu. Takut membuatnya tersinggung.
"Saya ndak tega melihat anak saya karena ndak bisa minum susu ibunya", begitu alasanku kalau ditanya mengapa aku menangis. Aku tau betul kalau aku tak boleh stress. Itu hanya akan membuat air susuku tak mau keluar. Tapi harus bagaimana lagi...aku sudah tak tahan! Para ibu pasti tau bagaimana rasanya.

Hari ke-lima sudah mulai ada titik terang. Alhamdulillah sudah keluar kolostrum. Cairan berwarna kekuningan yang sangat baik untuk imunitas bayi itu akhirnya keluar sedikit demi sedikit. Aku tak akan pernah lupa kala itu aku bagaikan sapi perah. Bagaimana tidak? Aku dipompa :D (suami dan adik iparku yang melakukannya)
Tak mengapa, semua demi ananda tercinta. Aku selalu berusaha berpikir positif. Hanya kolostrum, sampai tiga hari kemudian, dan sampai dengan itu anakku masih diberi sufor. Kasihan anakku, lidahnya sampai memutih akibat lemak dari sufor itu :(

Tepat dihari ke-sembilan ASI mulai keluar.. Semakin hari semakin lancar alhamdulillah... Aku semakin percaya diri untuk menghentikan pemberian sufor pada anakku. Dan akhirnya aku berhasil. Meskipun program ASI-X (hanya ASI dari usia anak 0 sampai 6 bulan) gagal, tapi bagiku tidak ada kata terlambat untuk memberikan yang terbaik untuk buah hatiku. Mulai saat itu aku bertekad akan "ngeyel" untuk hanya memberikan ASI pada anakku sampai usianya 6 bulan nanti. Karena aku yakin akan ada "godaan lain" setalah ini. Misalnya, menyuruhku memberi makan anakku sebelum 6 bulan, bisa saja. Baik, aku tak akan mengalah lagi. Tidak akan!
0

Akhirnya dia Lahir ^_^

Nanti akan kuceritakan kronologisnya. Yang jelas saat itu hanya satu inginku, ingin segera melihat wajahnya..


*mau di-adzankan ayahnya :)


Bersambung..
0

Saturday, January 18, 2014


Cara Membuat Bolu Pandan Sederhana :)

Aku suka sekali makan kue bolu. Biasanya aku beli. Tapi semenjak menjadi ibu rumah tangga, aku jadi semakin perhitungan dengan hal-hal semacam ini :D
Jadinyaaa, aku memilih untuk membuatnya sendiri di rumah. Dan berhasil pemirsaaah ^_^

Bahan2:
* Telur 2 butir
* Gula pasir 100 gr
* Susu bubuk full cream 1 sdm (bisa gunakan Dancow)
* Mentega 2 sdm
* Tepung terigu 100 gr (diayak agar tak menggumpal saat dicampur dalam adonan)
* Pasta pandan (pewarna makanan) 3 tetes.

Cara Membuat:
* Kocok telur dan gula pasir sampai mengembang.
* Tambahkan mentega yang sudah dihaluskan
* Masukkan susu bubuk
* Tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit, aduk rata.
* Teteskan pasta pandan dan aduk hingga warna hijaunya tercampur rata.
* Masukkan dalam cetakan yang sudah diolesi margarin.
* Panggang adonan selama lebih kurang 30 menit atau hingga matang sempurna.
* Angkat dan dinginkan.
* Lepaskan kue dari cetakan setelah dingin.


Selamat Mencobaaa \^^/

0

Eid Mubarak 2013, Aku Seorang Istri :)

Lebaran tahun 2013. Lebaran pertamaku bersama suami tercinta #uhuk :p
Dan untuk pertama kalinya aku tidak berlebaran bersama orang tua dan keluargaku di kampung halaman. Memang agak menyedihkan, tapi begitulah. Bersama suami dan keluarga baruku, kutemukan kebahagiaan yang lain. Intinya? Aku senang menjalani kehidupan baruku.

Kami berlebaran di rumah mertuaku. Shalat 'id di masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah. Masjid besar, tempat orang-orang di sana shalat berjama'ah dan melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya.
Aku sedang hamil besar saat itu. Karena cuaca mendung dan hujan gerimis tak mau berhenti, kami ke masjid menggunakan mobil. Beruntung rasanya saat itu, Pak Haji sebelah rumah mertuaku menawarkan untuk ikut bersama mereka dengan mobilnya. Pulang shalat 'id, hujan pun reda. Seketika cuaca berubah menjadi sangat cerah. Sangat mendukung untuk bersilaturrahim di hari yang fitri :)

Aku dan suamiku berlebaran di sana selama lima hari. Setelah itu kami kembali ke Sintang, back to home sweet home (meski masih ngontrak) :D.

Ada hal yang membuatku terkagum saat berlebaran di sana. Tak seperti di kampung halamanku, di sana semua orang pasti datang ke rumah untuk bersilaturrahim. Tak satupun yang tidak datang (sepertinya, menurut pengamatan kecilku). Pantang bagi masyarakat di sana untuk tidak membalas kunjungan tetangga di hari raya. Satu desa itu semuanya saling mengunjungi. Betapa harmonis dan rukunnya mereka. Solidaritas yang cukup tinggi.
Mungkin salah satu alasannya adalah karena jumlah penduduk di sana yang tidak terlalu ramai. Kurang dari seratus Kepala Keluarga barangkali. Jadi untuk mengunjungi tiap rumah tanpa absen satupun mungkin tidaklah terlalu sulit. Salah duanya, mungkin ada rasa tidak enak. Ah~ tak baik rasanya menerka-nerka. Apapun itu, yang jelas aku kagum :)
Udah, itu ajah :D


*foto Lebaran kemarin (aku gak keliatan hamilnya yak) :D

0

Cara Membuat Nastar Keju

Waktu lebaran Idul Fitri 2013 kemarin aku buat kue sendiri loh pemirsah :)
Padahal waktu itu aku sedang hamil besar. Entah karena bawaan bayi (inih kata orang2), atau emang akunya yang terlalu rajin buat kue sendiri. Habis kalau beli itu rasanya kurang gimanaaa gitu :D

Salah satu kue kering lebaran favoritku adalah Nastar Keju.
Pas pertama buat, gatot alias gagal total! Sepertinya aku terlalu banyak menggunakan butter. Jadinya untuk kedua kalinya aku mencoba bereksperimen lagi dan alhamdulillah berhasiiiil ^_^
Bisa jadi satu kilogram loh hasilnya.

Inih dia resepnya :)

Bahan2:
* 120 gr butter

* 280 gr margarin

* 5 btr kuning telur

* 100 gr gula halus
* 2 sdm susu bubuk
* 500 gr tepung terigu
* 2 sdm maizena
* 2 btr kuning telur (untuk olesan)

* Keju (Cheddar atau Procheese) diparut (untuk taburan)



Bahan untuk Selai Nanas:
- 1 buah nanas, kupas, bersihkan dan parut
- 200gr gula pasir
- 10 cm kayu manis
- 5 buah bunga cengkeh


Cara Membuat (Selai Nanas):

* Masukkan nanas parut ke dalam wajan bersama seluruh bahan selai. Masak dengan api kecil

* Aduk dengan spatula kayu sampai tidak berair

* Angkat dan dinginkan


Cara Membuat (Kue Nastar):

* Kocok gula halus, margarin dan butter hingga rata.

* Masukkan kuning telur satu per satu, terigu, dan maizena. Kocok lagi hingga rata.

* Segera matikan mixer bila adonan mulai berbulir.
* Diamkan adonan sebentar.
* Panaskan oven dengan api kecil.
* Mulai mencetak nastar dengan cara, ambil sedikit adonan nastar, pipihkan, masukkan selai nanas, kemudian tutup sampai selai nanas tidak terlihat.
* Tata di loyang dengan jarak kurleb 1 cm tiap nastar.

* Oleskan kuning telur pada nastar yang sudah ditata di loyang tadi, kemudian taburi dengan parutan keju secukupnya.
* Panggang selama lebih kurang 20 menit.
* Keluarkan dari oven dan dinginkan.
* Simpan di toples agar tahan lama.

Sayangnya, hasil nastar kejunya lupa kufoto :(

Kata mereka yang datang lebaran ke rumah dan makan nastar ini sih katanya enak :)
Soooo, Selamat Mencobaaa \^^/


0

Friday, January 17, 2014


Dari Luar dan UltraSonoGrafi

Ini foto calon buah hatiku tampak dari luar (alias foto bundanya) :D


*foto waktu Lebaran 2013, usia kandungan 7 bulanan :)



Nhaaa kalo yang ini foto hasil USGnya..


*ini waktu di awal kehamilan, usianya baru 8 minggu





*yang ini akhir2 kehamilan, 32 minggu


Alhamdulillah kondisinya semua baik..
0

Thursday, January 16, 2014


Aku (Masih) Cuti

Aku mulai menulis lagi.
Sudah lama sekali rasanya. Sampai sekarang aku sudah benar-benar menyandang status "ibu". Bahagia? Tentuh ^_^

Baik.
Ini tentang pekerjaan.
Sebulan sebelum melahirkan, aku sudah meminta cuti bekerja. Cuti hanya diperbolehkan maksimal 3 bulan. Yah, begitulah memang aturannya dimana-mana.
Tepat sehabis cuti berakhir, anakku Zifen baru berumur 2 bulan. Tegakah meninggalkan dia untuk bekerja? Tentu semua ibu di dunia akan mengatakan tidak. Begitupun aku.

Perkenalkan, anakku Zifen itu nangisan alias CENGENG :'(
Sulit rasanya jika akan mengambil orang untuk pengasuh. Mbahnya sempat menawarkan untuk menjaga, tapi aku tak enak rasa. Lagipula, aku tak akan bisa jika harus berpisah dengannya sedini ini (rencana Mbahnya si dedek mau dijaga di kampung saja).

Solusinya?
Alhamdulillah ada :)
Aku tetap bisa fokus menjaga Zifen di rumah, kerjaan di kantor tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Yupz! Aku mengangkat seorang asisten di tempatku bekerja, dengan resiko aku harus rela mengorbankan sebagian gajiku untuknya. Tak apa, asalkan semuanya beres! Fyuh, cukup melegakan ~

Jadinya sampai sekarang, saat Zifen sudah 3 bulan usianya, aku masih menjadi ibu rumah tangga. Fokus ngurus anakku, suami, rumah. Dan aku senang ^_^

*Belum tau ini kapan akan bekerja lagi :D
0