Awalnya mau melaksanakan sunnah Rasul (aqiqah) untuk Zifen saat usianya tujuh hari. Tapi berhubung kurang persiapan, jadinya aqiqah dilaksanakan pada hari ke-14. InsyaAllah masih dalam hari-hari yang dianjurkan *hasil baca buku :p
Aqiqah? Tentu mengundang banyak orang. Sementara kontrakan kami hanya rumah petak type 36 ^_^
Untuk mengatasinya, kami membagi jumlah tamu undangan menjadi dua shif. Satu pagi hari dan yang lainnya di siang sampai sore hari. Alhamdulillah lancar sebagaimana yang kami rencanakan...
Sibuk? Tidak juga :D *loh?
Iya, karena kami memesan makanan jadi alias catering. Bukan karena kami banyak uang, sama sekali tidak. Itu karena tak satupun dari kami yang bisa masak daging kambing :D
(kudengar kalau tidak pandai memasaknya, bau kambingnya akan sangat menyengat). Jadinya kami membeli kambing sekalian minta dimasakin sama orangnya. Sate dan gulai. Enak :)
Maka resmilah nama anakku, Zifen Syafika Arifin ^_^
Arti namanya sudah pernah kubahas di tulisan sebelumnya (ayo geledah, ahihhi)
*bobok dianyah :D
Jadi ceritanyah, selama proses aqiqah tu, bahkan sampai pengguntingan rambutnya, Zifen tetap nyenyak boboknya. Gak ngaruh sama suara berisik orang ramai di rumah :D
0 komen:
Post a Comment
Silahkan komen di sini :)